MAKALAH KEHIDUPAN NABI MUHAMMMAD SAW SEBELUM MENJADI RASUL

loading...




MAKALAH
KEHIDUPAN NABI MUHAMMMAD SAW SEBELUM MENJADI RASUL
Ditujukan Sebagai Tugas Mata Kuliah Sejarah Peradaban Islam


logo-uin-sunan-gunung-djati-bandung _baru.jpg

Disusun oleh:
AHMADSYAH
1143060005

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
JURUSAN HUKUM PIDANA ISLAM/A
2014/2015


KATA PENGANTAR

Assalamualaikum. Wr. Wb
Puji syukur selalu kita panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala curahan rahmat, hidayah dan inayah-Nya sehingga penulis mampu menyelasaikan tugas yang diberikan oleh dosen kepada penulis untuk menghadirkan sebuah makalah dengan judul “KEHIDUPAN MUHAMMAD SEBELUM MENJADI RASUL”
Shalawat dan salam tak lupa kita haturkan kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat-sahabat dan para pengikut beliau sampai akhir zaman.
Makalah yang penulis sajikan sedapat mungkin penulis hadirkan dalam bentuk yang mudah dimengerti. Namun demikian, penulis menyadari adanya kekurangan dan keterbatasan penyampaian materi di dalam makalah ini. Karenanya penulis menerima kritik dan saran dari berbagai pihak terutama dari bapak ZAINUDIN,M.Ag selaku dosen pembimbing mata kuliah SEJARAH PERADABAN ISLAM demi kesempurnaan isi dari makalah penulis dan menjadi pelajaran dikemudian hari.


Bandung, 18 September 2014

                                                                                    Penulis


DAFTAR ISI

                    1. latar belakang. 1
                    2.Rumusan masalah. 1
                    3.Tujuan penelitian. 1
                    A. Masa kecil Nabi Muhammad SAW... 2
                    B. Masa dewasa Nabi Muhammad SAW... 4
                    C. kehidupan Nabi setelah menikah. 6
                    A. Kesimpulan. 10
                    B. Saran. 10







BAB I
PENDAHULUAN
1.    Latar belakang
Gurun tandus yang di kelilingi gurun pasir dan gunung-gunung, yang mana pada masa itu kehidupan manusia sangatlah buruk, sehingga disebutlah pada masa itu dengan zaman jahiliyah atau zaman kebodohan manusia, dilahirkanlah seorang manusia pilihan, yang merupakan pembawa cahaya iman, sebagai panutan akhlak yang mulia bagi umat manusia dan jin sampai akhir kehidupan di dunia ini.
Nabi Muhammad adalah seorang manusia pilihan yang dilahirkan dengan penuh kemuliaan hingga akhir hayatnya. kehidupan Muhammad sebelum diangkat menjadi Rasul sudah memiliki akhlak yang baik dan tidak pernah menyembah berhala-berhala yang di sembah kaum Quraisy. 
 Sebelum Muhammad di angkat menjadi Rasul beliau telah di juluki Al-Amin. Oleh karena itu, penulis mempersembahkan sebuah makalah yang berisikan tentang kehidupan Nabi Muhammad sebelum menjaadi Rasul. mudah-mudahan dengan adanya makalah ini dapat menambah rasa kecintaan kita terhadap Nabi Muhammad SAW.


2.    Rumusan masalah
a.    Bagaimana masa kecil Nabi Muhammad SAW?
b.    Bagaimana masa dewasa nabi Muhammad?
c.    Bagaimana Nabi Muhammad SAW setelah menikah?


3.    Tujuan penelitian
a.    Untuk mengetahui masa kecil Nabi Muhammad SAW.
b.    Untuk mengetahui masa dewasa nabi muhammad SAW.
c.    Untuk mengetahui kehidupan nabi ketika dewasa.
BAB II
PEMBAHASAN

A.  Masa kecil Nabi Muhammad SAW
Masyarakat di Makkah dan bangsa Arab selalu membicarakan, kedatangan Nabi yang ditunggu-tunggu sudah semakin dekat. Para pendeta Yahudi dan Nasrani, serta peramal-peramal Arab selalu membicarakannya. Dan Allah swt telah mengabulkan do’a Nabi isa. Yang diabadikan dalam al-Qur’an surah As-Shof 6:

 dan (ingatlah) ketika isa putra maryam berkata, “wahai bani israil! Sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu, yang membenarkan kitab (yang turun sebelumku) yaitu taurat dan memberi kabar gembira dengan seorang rasul yang akan datang setelahku, yang namanya Ahmad (muhammad).” Namun ketika rasul itu datang kepada mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata, mereka berkata “ini adalah sihir yang nyata.”  (QS. As-shof : 6).

Tepat pada tanggal 12 rabi’ul Awal tahun Gajah yang bertepatan dengan tanggal 20 April 570 M, fenomena keajaiban-keajaiban hebat luar biasa yang terjadi pada saat kelahiran Nabi Muhammad saw yang diwujudkan oleh Alloh swt, semata-mata hanya menunjukkan kepada semua makhluk-makhluk-Nya bahwa Nabi Muhammad saw adalah makhluk yang paling dicintai-Nya, makhluk yang paling agung kedudukannya dan yang paling mulia derajatnya di sisi-Nya.
Tahun kelahiran Nabi Muhammad dinamai tahun gajah karena 50 hari sebelum kelahiran beliau, datang Abraha Al-Habsyi, gubernur kerajaan Habsyi (Ethopia) di Yaman, beserta pasukanya berjumlah 60.000 personel yang mengendari gajah untuk menghancurkan Ka’bah. Abraha marah karena Gereja Besar yang dibangunya di Shan’a ibu kota yaman, temboknya dilumuri kotoran oleh seseorang dari bani Kinanah. Abraha membangun gereja tersebut karena melihat bangsa Arab setiap tahun berbondong-bondong ke mekah untuk menunaikan ibadah haji sehingga Abraha ingin mengalihkanya agar bangsa Arab menunaikan ibadah haji kesana. Namun usaha Abraha gagal karena beliau dan seluruh bala tentaranya di hancurkan oleh Allah SWT. Dengan mendatangkan burung Ababil yang membawa batu dari neraka dan melempari mereka sehingga terserang wabah penyakit yang mematikan. Seluruh tentaranya langsung bergelimpangan dengan gajah-gaahnya, sedangkan Abraha kembali ke Yaman dan tak lama kemudian meninggal Dunia.
Pada Hari ketujuh kelahiran Muhammad, Abd Muthalib minta di sembelihkan unta. Hal ini kemudian dilakukan dengan mengundang makan masyarakat Quraisy. Setelah mereka mengetahui kalau anak itu diberi nama Muhammad, mereka bertanya-tanya mengapa tidak memakai nama nenek moyang. Abd muthalib menjawab kuinginkan dia akan menjadi orang yang terpuji, bagi tuhan di langit dan bagi mahluknya di bumi.
Aminah menungguh akan menyerahkan anaknya itu kepada seorang keluarga Sa’d yang akan menyusukan anaknya. Sementara masih menunggu orang yang akan menyusukan itu aminah menyerahkan anaknya kepada Thuwaiba, budak perempuan pamanya, Abu lahab.  Thuwaibah hanya beberapa hari saja menyusukan, namun ia tetap memelihara hubungan yang baik sekali selama hidupnya. Setelah Thuwaibah Muhammad di Asuh oleh Halimah binti abi Dua’ibas-sa’diyah dari kampung Bani Sa’ad, Muhammad tinggal dengan bani Sa’ad  sampai mencapai usia lima tahun, menghirup jiwa kebebasan dan kemerdekaan dalam udara sahara yang lepas itu. Dari kabilah ini ia belajar mempergunakan bahsa Arab yang murni.
Sesudah lima tahun kemudian Muhammad kembali kepada ibunya. kemudian Muhammad dan ibunya serta pembantu wanita ummu Aiman berziarah kemakam Ayahnya yang telah meninggal pada saat Muhammad dalam kandungan dan mengunjungi paman-paman Nabi, Bani Najjar, selama sebulan di Yastrib. Dalam perjalanan pulang ke Mekkah, Ibunya meninggal dunia di Abwa’, yaitu suatu tempat yang terletak antara Mekkah dan Madinah. Ketika ibunya meninggal Nabi berusia enam tahun. Setelah Aminah meninggal nabi Muhammad dirawat oleh Abdul Muthalib selama dua tahun. Tanggung jawab selanjutnya beralih kepada pamanya Abu Thalib.
Pada saat Nabi berumur 12 tahun beliau turut ikut dalam rombongan kafilah, hingga sampai di Bushra di sebelah selatata Syam. Dalam perjalanan ia bertemu dengan pendeta Kristen  yang  bernama Rahib Buhaira, bahwa pendeta tersebut telah melihat tanda-tanda kenabian pada Muhammad sesuai dengan petunjuk cerita-cerita Kristen. Pendeta tersebut menasehati keluarganaya supaya jangan terlampau dalam memasuki daerah Syam, sebab dikuatirkan orang-orang yahudi mengetahui tanda-tanda itu dan  akan berbuat jahat terhadap Muhammad.                   

B.  Masa muda Nabi Muhammad SAW
Waktu berusia 14 tahun, Nabi Muhammad SAW. Ikut terlibat dalam perang Fijar ke IV, antara suku Quraisy dan Kinanah di satu pihak dengan suku Hawazin di pihak lain. Beliau ikut memberikan anak panah kepada paman-pamanya. Peperangan tersebut terjadi lima kali dalam waktu empat tahun. Dalam usia muda Muhammad hidup sebagai pengembala kambing keluarganya dan kambing penduduk Mekkah. Melalui kegiatan pengembalaan ini dia menemukan tempat untuk berfikir dan merenung. Dalam suasana demikian dia ingin melihat sesuatu di balik semuanya, pemikiran dan perenunganya ini membuatnya jauh dari segala pemikiran nafsu dunia. Sehingga dia terhindar dari berbagi macam noda yang dapat merusak namanya, karena itu sejak muda ia telah dijuluki Al-Amin, orang yang terpercaya.
Suatu ketika paman Muhammad Abu Thalib mendengar berita bahwa Khadijah bint khuwailid mengupah orang-orang Quraisy untuk menjalankan perdaganganya. Khadijah adalah seorang wanita pedagang yang kaya dan sangat di hormati, mengupah orang-orang yang memperdagangkan hartanya itu. Tatkala Abu Thalib mengetahui bahwa khadijah sedang menyiapkan perdagangan yang akan di bawah dengan kafilah ke Syam, ia memanggil kemenakanya  yang ketika itu sudah berumur 25 tahun.
Anakku kata Abu Thalib, aku bukan orang yang berpunya keadaan makin menekan kita juga, aku mendengar bahwa khadijah mengupah orang-orang dengan dua ekor unta. Tapi aku tidak setuju kalau akan mendapatkan upah semacam iut. Setujukah kau kalau hal ini kubiccarakan dengan dia?.
“Terserah paman”, jawab Muhammad.
Abu Thalibpun pergi mengunjungi Khadijah:
Khadijah, setujukah kau mengupah Muhammad? Tanya Abu Thalib.  Aku mendengar engkau mengupah orang dengan dua ekor anak unta. Tapi buat Muhammad aku tidak setuju kurang dari empat ekor.
“Kalau permintaanmu itu buat orang yang jauh dan tidak kusukai, akan kukabulakan, apalagi orang yang dekat dan kusukai”. Demikian jawab Khadijah.
Kembalillah sang paman kepada kemenakanya dengan menceritakan peristiwa itu. “Ini adalah rejeki yang dilimpahkan tuhan kepadamu”. Kata Abu Thalib.
Setelah mendengar nasihat pamanya Muahammad pergi dengan Maisara, budak khadijah. Dengan mengambil jalan padang pasir khafilah itupun berangkat menuju Syam, dengan melalui Wadi’l-Qura, madyan dan Diar Thamud serta daerah-ddaerah yang dulu pernah dilalui Muhammad dengan pamanya Abu Thalib tatkala umurnya baru 12 tahun. Perjalanan sekali ini telah menghidupkan kembali kenanganya tentang perjalanan yang pertama dulu.
Setelah sampai di Bushra ia bertemu dengan Agama Nasrani Syam. Ia bicara dengan rahib-rahib dan pendeta-pendeta agama itu, dan seorang rahib Nestoria juga mengajaknya bicara. Barangkali dia atau rahib-rahib lain pernah juga mengajak Muhammad berdebat tentang agama Isa. Agama yang waktu itu telah berpecah-belah menjadi beberapa golongan dan sekta-sekata.
Dengan kejujuran dan kemampuanya ternyata Muhammad mampu benar memperdagangkan barang-barang Khadijah, dengan cara perdagangan yang lebih banyak menguntungkan dari pada yang dilakukan orang lain sebelumnya. Setelah tiba waktunya mereka akan kembali, mereka membeli segala barang dari Syam yang kira-kira akan disukai oleh Khadijah. Dalam perjalanan kembali khafilah itu singgah di Mar’z-Zahran. Ketika itu Maisara berkata: “Muhammad, cepat-cepatlah kamu menemui Khadijah dan ceritakan pengalamanmu. Dia akan mengerti akan hal itu”.
Muhammad berangkat dan tengah hari sudah sampai di mekah. Ketika itu Khadijah berada di ruang atas. Ketika melihat Muhammad di atas unta dan sudah masuk kedalam halaman rumahnya, Ia turun dan menyambutnya. Di dengarnya Muhammad bercerita dengan bahasa yang begitu fasih tentang perjalananya serta labah yang diperolehnya, demikian juga mengenai barang-barang Syam yang di bawahnya. Khadijah gembira dan tertarik sekali mendengarkanya. Sesudah itu Maisarapun datang pula yang lalu bercerita tentang Muhammad, betapa halusnya wataknya, betapa tingginya budi pekertinya. Hal ini menambah pengetahuan Khadijah disamping yang telah diketahuinya sebagai pemuda Mekkah yang besar jasanya.       
Dalam waktu singkat kegembiraan Khadijah ini telah berubah menjadi cinta, sehingga dia yang sudah beruisia 40 tahun, dan yang sebelum itu telah menolak lamaran pemuka-pemuka dan pembesr-pembesar Quraisy, tertarik juga hatinya ingin mengawini pemuda ini, yang tutur kata dan pandangan matanya telah menembusi kalbunya. Pernah ia membicarakan hal itu kepada saudaranya yang perempuan atau dengan sahabatnya, Nufaisa bint Munya, Nufaisa pergi menjajaki Muhammad serayaa berkata: “kenapaa kamu tidak mau menikah?”
“aku tidak punya apa-apa untuk persiapan perkawinan”, jawab Muhammad.
“kalau itu disediakan dan yang melamarrmu itu cantik, berharta, terhormat dan memenuhi syarat, tidakkah akan kamu terima?”
“siapa itu?”
Nufaisa menjawab hanya dengan sepatah kata: “Khadijah”
“dengan cara bagaimana?” tanya Muahammad. Sebenarnya ia sendiri berkenan kepada Khaadijah sekalipun hati kecilnya belum lagi memikirkan perkawinan, mengingat Khadijah sudah menolak hartawan-hartawan dan bangsawan-bangsawaan Quraisy.
Setelaah Atas pertanyaan itu Nufaisah mengatakan: “serahkan hal itu kepadaku” maka iapun menyatakan persetujuanya. Tak lama kemudian Khadijah menentukan waktunya yang kelak akan dihadiri oleh paman-paman Muhammad supaya dapat bertemu dengan keluarga Khadijah guna menentukan hari perkawinan. 
                      
C.  Kehidupan Nabi Muhammad setelah menikah
Dengan 20 ekor unta muda sebagai maskawin Muhammad melangsungkan perkawinanya itu dengan Khadijah. Ia pindah kerumah Khaddijah dan  memulai hidup barunya, hidup suami-istri dan ibu-bapak, saling mencintai cinta sebagai pemuda berumur 25 tahun. Muhammad yang telah mendapat karunia tuhan dalam perkawinanya dengan Khadija itu berada dalam kedudukan yang tinggi dan harta yang cukup. Seluruh penduduk Mekkah memandangnya dengan rasa gembira dan hormat.  
Pergaulan Muhammad dengan penduduk Mekkah tidak terputus, juga partisipasinya dalam masyarakat. Pada waktu itu masyarakat sedang sibuk karena bencana banjir besar yang turun dari gunung, pernah menimpa dan meretakkan dinding-dinding Ka’bah yang memang sudah rapuk. Sebelum itupun pihak Quraisy memang sudah memikirkanya. tempat yang tidak beratap itu menjadi sasaran pencuri mengambil barang-barang berharga di dalamnya, merekapun memperbaiki bangunan Ka’bah.
Sudut-sudut ka’bah itu oleh Quraisy dibagi empat bagian, tiap kabilah mendapatkan satu sudut yang harus dirombak dan dibangun kembali. setelah mereka berusaha membongkar batu hijau yang terdapat di situ dengan pacul tidak berhasil, dibiarkanya batu itu menjadi fondaasi bangunan. Dari gunung-gunung sekitar tempat itu sekarang orang-orang Quraisy mulai mengangkut batu-batu granit yang berwarna biru, dan pembangunanpun segera dimulai. Setelah bangunan itu setinggi orang berdiri dan tiba saatnya meletakkan Hajar Aswad yang disucikan ditempatnya semula di sudut timur, maka timbullah perselisihan di kalangan Quraisy, siapa yang seharusnya mendapat kehormatan meletakkan batu itu di tempatnya. Demikian memuncaknya perselisihan itu sehingga hampir saja timbul perang saudara karenanya.
Abu Umayya bin’I-Mughira dari banu Makhzum, adalah orang yang tertua di antara mereka, dihormati dan dipatuhi. Setelah melihat keadaaan serupa itu ia berkata kepada mereka:
 “serahkanlah putusan kamu ini di tangan orng yang pertama sekali memasuki pintu Shafa ini”.
Tatkala mereka melihat Muhammad adaalah orang pertama memasuki tempat itu, mereka berseru: “ini Al-Amin, kami dapat menerima keputusanya”.
Lalu mereka menceritakan peristiwa itu kepada Muhammad. Iapun mendengarkan dan sudah melihat di mata mereka betapa berkobarnya api permusuhan itu. Ia berpikir sebentar. Kemudian berkata: “kemarikan sehelai kain”. Setelah kain dibawkan dihamparkanya dan di ambilnya batu itu lalu diletakkanya dengan tangan sendiri. Kemuudian katanya “hendaknya setiap ketua kabilah memegang ujung kain ini”.
Mereka bersama-sama membawa kain tersebut ke tempat batu itu akan diletakkan. Lalu Muhammad mengeluaarkan batu itu dari kain dan meletakan di tempatnya. Dengan demikian perelisihan itu berahir dan bencana dapat dihindarkan. Quraisy kemudian melanjutkan pembangunan Ka’bah hingga selesai dan ka’bah kembali berdiri kokoh.
Selama bertahun-tahun Muhammad tetap bersama-sama penduduk Mekkkah dalam kehidupan masyarakat hari-hari. Ia menemukan dalam diri Khadijah teladan wanita terbaik, waanita subur dan penuh kasih, menyerahkan seluruh dirinya kepadanya, dan telah melahirkan anak-anak seperti Zainab, Ruqayya, Umm Kulthum dan Fatimah. Tentang Al-Qasim dan Abdullah tidak banyak yang diketahui, kecuali disebutkan bahwa mereka mati kecil pada zaman jahiliah dan tak ada meninggalkan sesuatu yang patut dicatatat. Tetapi yang pasti kematian itu meninggalkan bekas yan mendalam ada orang tua mereka. Demikian juga ppadaa  diri Khadijah terasa sangat memedihkan hatinya.
Dikalangan masyarakat Mekkah Muhammadlah yang paling banyak berpikir dan merenung, jiwa yang kuat dan berbakat ini. Jiwa yang sudah mempunyai persiapan kelak akan menyampaikan risalah tuhan kepada ummmat manusia, serta mengantarkanya kepada kehidupan rohani yang hakiki, jiwa demikian tidak mungkin berdiam diri saja melihat manusia yang sudah hanyut kedalam lembah kesesatan. Sudah seharusnya ia mencari petunjuk dalam alam semsta ini, sehingga tuhan nanti menentukanya sebagai orang yang akan menerima risalahnya. Begitu besar dan kuatnya kecenderungan rohani yang ada padanya. Ia tidak ingin menjadikan dirinya sebangsa dukun atau ingin menempatkan diri sebagai ahli pikir seperti dilakukan oleh Waraqa bin naufal daan sebangsanya.
Sudah menjadi kebiasaaan orang-orang Arab masa itu bahwa golongan berpikir mereka selama beberapa waktu tiap tahun menjauhkan diri dari keramaian orang, berkhalwat dan mendekatkan diri pada tuhan-tuhan mereka dengan bertapa dan berdo’a, mengharapkan diberi rejeki dan pengetahuan. Pengasingan untuk beribadat semacam ini merekaa namakan thannuf dan thannuuuth.
Di tempat ini rupanya Muhammad mendapat tempat yang paling  baik guna mendalami pikiran dan renungan yang berkecamuk dalam dirinya. Juga di tempat ini ia mendapatkan ketenangan dalam dirinya serta obat penawar hasrat hati yang ingin menyendiri, ingin mencari jalan memenuhi kerinduanya yang semakin besar ingin mencapai Ma’rifat serta mengetahui rahasia alam semesta.
Di puncak gunung Hira sebelah utara Mekkah terdapat sebuah gua yang baik sekali buat tempat menyendiri dan tahannuth. Sepanjang bulan ramadan tiap tahun ia pergi disana dan berdiam di tempat itu, ia bertekun dalam renungan dan ibadat, jauh dari segala kesibukan hidup dan keributan manusia. Ia mencari kebenaraan, dan hanya kebenaraan semata.
Ketika usia Rasulullah 40 tahun, 13 tahun sebelum hijrah tepatya tanggal 17 Ramadhan atau 6 Agustus 661 M, Allah mengutus beliau kepada seluruh manusia untuk memberi kabar gembira dan peringatan serta menjadi rahmat sekalian Alam.untuk mengeluarkan manusia dari kegelapan kepada cahaya kebenaran daan untuk mewujudkan mereka kepada jalan yang lurus, pada saat itu Nabi Muhammad sedang dalam keadaan tertidur dalam gua itu, ketika itulah datang malikat Jibril seraya berkata kepadanya: “bacalah!” ddengan terkejut Muhammad menjawab: “saya tidak dapat membaca”. Ia merasa seolah Malaikat itu mencekiknya, kemudian dilepaskan lagi seraya Jibril berkata:  “bacalah!” masih dalam ketakutan akan dicekik lagi, Muhammad mejawab: ”apa yang akan saya baca ”. seterusnya malaikat Jibril berkata:               
  

             





















BAB III
PENUTUP
A.  Kesimpulan
Dari perjalanan kehidupan Nabi Muhammad sebelum diangkat menjadi Rasul, dapat disimpulkan bahwa  kehidupan Muhammad sebelum diangkat menjadi Rasul sudah memiliki akhlak yang baik dan tidak pernah menyembah berhala-berhala yang di sembah kaum Quraisy dan jauh dari godaan nafsu dunia. Selain mempunyai ahlak yang mulia, jiwa kepemimpinan Nabi Muhammad sudah terlihat dari ia remaja sampai dewasa, dimana beliau mampu mendamaikan beberapa kabilah yang bersikukuh ingin memasang hajar Aswad pada saat  pembangunan Ka’bah, dan beliau diberi gelar Al-Amin.

B.  Saran
Saran penulis semoga dengan adanya makalah ini diharapkan pembaca dapat mengaplikasikan akhlak-akhlak Nabi Muhammad SAW dalaam kehidupan sehari-hari. Karena betapa pentingnya mencontoh perilaku dan akhlak rasulullah seperti akhlak siddiq, amanh, fatonah dan tabligh. Sehingga apabila perilaku tersebut dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari pastinya kita akan terhindar dari sifat-sifat tercela yang dapat menimbulkan kerusakan di dunia ini.






DAFTAR PUSTAKA

Badri Yatim, sejarah peradaban islam, Jakarta: RajaGrafindo Yatim, 2000.
Haekal, Sejarah Hidup Muhammad, Jakarta: Tintamas, 1984.
Ratu Suntiah & Maslani, Sejarah Peradaban Islam, Bandung: Insan Mandiri, 2010.
http://ikhwansiyamto.blogspot.com/2013/05/kisah-bertemunya-nabi-muhammad-saw.html













Comments

Popular posts from this blog

makalah gotong royong

makalah hukum adat kekerabatan

MAKALAH NEGARA DAN BANGSA