INSAN KAMIL
loading...
ISLAM, IMAN DAN IHSAN
Sumber bacaan : Noerhidayatullah.2002. Insan Kamil metode Islam memanusiakan manusia. Bekasi: Intimedia.
Kita sebagai umat manusia yang tak luput dari kesalahan tentunya juga tak luput dengan dosa maka dari itu kekurangan yang kita miliki tersebut dijadikan alasan untuk selalu berbuat kesalahan atau pelanggaran-peanggaran dalam ajaran islam. Maka dari itu sudah seharusnya kita memperbanyak istigfar walaupun ketika kita selesai solat. Karena bisa saja dalam solat kita terdapat beberapa kesalahan-kealahan kecil yang tidak kita sadari. Pentingnya selalu mengucapan kata istigfar dimana kita memohon ampunan kepada sang pencipta Allah Swt.
Selain kata istigfar yang harus selalu kita ucapkan setiap hari, kita juga harus selalu bersyurkur kepada Allah Swt. Karena begitu banyak nikmat yang diberikan kita bahkan jika kita ingin menghitungnya itu tidak akan bisa terhitung. Bersyukur kepada Allah bisa dilakukan setiap saat dengan mengucapkan kata Alhamdulilah sebagai bukti kesyukuran kita kepada sang khalik. Diantara kita masih banyak ketika memohon kepada Allahdengan tuntutan yang banyak bahkan cara kita meminta kepadanya sangat hina, namun ironinya ketika keinginan kita tersebut dikabulkan leh Allah Swt. Banyak yang solah-olah yang melupakan tuhannya yang selama ini memberikan begitu banyak nikmat, maka dari itu sifat sifat seperti inilah yang harus kita buang dan tinggalkan.
Landasan insal kamil yaitu islam, iman dan ihsan. Ketiga kata ini merupakan inti dari salah satu hadis nabi dimana malaiat jibril bertanya kepada nabi Muhammad Saw. Banyak orang yang beranggapan bahwa Islam, Iman dan Ihsan suatu tingkatan tingkatan tertentu untuk mencapai manusia yang sempurna dalam menjalankan ibadah kepada Allah. Akan tetapi sesungguhnya ketiga kata ini merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan dan saling berhubungan satu sama lain.
Islam merupakan agama atau ajaran yang dibawah oleh nabi Muhammad Saw untuk memberikan petunjuk kepada umatnya. Namun Islam tidak bisa bergerak atau berjalan ketika tidak ada bahan bakar dalam diri seseorag untuk menjalankan perintah dan larangan Allah yang terdapat dalam Islam bahan bakar itulah yang disebut Iman.
Iman adalah keyakinan, maka dari itu seseorang harus meyakini kebenaran ajaran yang dibawah oleh nabi Muhammad Saw. Sesuai dengan hadis nabi yang megatakan bahwa iman adalah kamu beriman kepada Allah, malaikatnya, kitab-kitab, para utusannya, hari akhir dan beriman kepada qada dan qadar. Maka dari itu ke enam point tersebut sebagai bahan bakar atau penggerak seseorang untuk menjalankan apa-apa yang diperintahkan kepada Allah yang disampaikan melalui nabi Muhammad Saw. Ketika Islam dan iman telah terpenuhi tentunya ajaran-ajaran yang dibawah oleh nabi Muhammad Saw akan dilaksanakan, namun hal itu tidak cukup jika seseorang dalam menjalankan ajaran Islam tidak merasakan keberadaan tuhan dalam dirinya atau ia tidak merasakan bahwa setiap perbuatan yang ia lakukan di muka bumi ini di awasi atau diketahui oleh sang maha pencipta yaitu Allah Swt. Maka dari itu untuk menjadi umat Islam yang sesungguhnya tentunya harus memiliki sifat Ihsan dalam menjalankan ibadah atau perbuatan-perbuatan lainnya.
Ihsan adalah mengerjakan ibadah seolah-olah kita melihat Allah apabila kita tidak bisa melihatnya maka sesungguhnya Allah melihat kita. Pengertian tersebut adalah pegertian ihsan yang sesungguhnya yang disampaikan oleh nabi Muhammaad Saw ketika beliau ditanya oleh malaikat Jibril. Ihsan merupakan kesimpulan dari kedua landasan sebelmnya yaitu Islam dan Iman untuk menjadi seseorang yang Insan Kamil. Namun banyak orang yang beranggapan cara yang paling banyak dilakukan seseorang untuk menjadi manusia yang selalu ihsan dalam setiap perbuatannya adalah dengan jalan Dzikir kepada Allah Swt. Akan tetapi pemikiran-pemikiran seperti itu sebenarnya tidak salah akan tetapi pemikiran kita tentang ihsan akan sangat sempit jika untuk menjadi seorang yang ihsan dengan cara berdzikir kepada Allah Swt.
Jika melihat secara seksama redaksi dari pengertian ihsan itu sendiri yang jelas-jelas bersumber dari hadis nabi Muhammad Saw. Terdapat dua makna dimana saling terikat satu sama lain yaitu:
1. “kamu melakukan ibadah seolah-olah melihat Allah”. Makna yang terkandung di dalam kalimat ini bukan berarti ketika kita melakukan ibadah atau perbuatan-perbuatan lainnya kita membayangkan wujud atau bentuk Allah Swt. Akan tetapi makna dari kalimat tersebut adalah ketika kita melakukan suatu ibadah atau perbuatan-perbuatan yang sering kita lakukan setiap hari kita merasakan pengawasan Allah Swt atau merasakan keberadaannya dalam menjalani kehidupan sehari-hari.
2. “jika kamu tidak bisa melihatya sesungguhnya Ia melihatmu”. Sebenarnya makna dari kalimat yang kedua ini yang terdapat dalam pengertian ihsan adalah penjelasan lebih lanjut terhadap kalimat yang pertama tadi. Dimana kita sebagai manusia yang tidak bisa lepas dari kesalahan-kesalahan harus betul-betul meyakini bahwa seseungguhnya salah satu sifat Allah adalah maha melihat dan maha mengetahui. Tidak ada satu pun perbuatan-perbuatan hambanya yang luput dari pantauan atau pengawasannya.
Jadi, esimpulan dari ihsan itu sendiri yaitu pelengkap daari kedua landasan insal kamil sebagaimana yang telah saya jelaskan di atas. Seseorang tidak akan bisa menjadi insan kamil jika Islam, Iman dan Ihsan tidak terpenuhi.
Comments
Post a Comment