Mengenal Toleransi

loading...




Mengenal toleransi
Oleh Ahmadsyah.
Toleransi adalah suatu sikap yang menghargai suatu perbedaan antar beragama, ras, pemahaman dan lain sebagainya. Pengertian toleransi menurut beberapa ahli dapat dilihat sebagai berikut:
Micheal Wazler, toleransi sebagai keniscayaan dalam ruang individu dan ruang public karena salah satu tujuan toleransi adalah membangun hidup damai, diantara berbagai kelompok masyarakat dari berbagai perbedaan latar belakang sejarah, kebudayaan dan identitas.
W.J.S Purwadarminta, toleransi adalah bentuk toleransi atau menghormati alam dan untuk memungkinkan pembentukan, pendapat, pandangan, keyakinan dan lain-lain yang berbeda dengan pendirian mereka sendiri.
Dari kedua pendapat tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa toleransi sangatlah dibutuhkan dalam sebuah kelompok masyarakat bahkan Negara harus menjamin adanya toleransi yang hidup dan dijunjung tinggi untuk menjadi panduan dalam keberagaman.  Di Indonesia sendiri terdapat enam agama yang diakui secra yuridis yang dilindungi oleh undang-undang, kemudian terdapat ribuan suku bangsa yang hidup saling berdampingan satu sama lain. Perbedaan-perbedaan tersebut haruslah dijaga dan dirawat agar tidak terjadi kejadian-kejadian yang bisa merusak perbedaan tersebut. Maka dari itu disinilah peran toleransi yang menyatukan perbedaan yang ada, baik itu agama, ras, suku dan pemahaman-pemahan agama untuk saling mengahargai satu sama lain.
Dengan banyaknya agama yang ada di Indonesia tentunya terdapat banyak kegiatan-kegiatan atau hari besar keagamaan tertentu, seperti hari idil fitri, hari natal, hari nyepi dan masih banyak lagi perayaan-perayaan lainnya. Untuk orang Islam yang secara kependudukan merupakan pemeluk agama terbesar di Indonesia harus menghargai dan menjamin perayaan agama lainnya agar dapat terlaksana dengan baik dan aman. Cara menghargainya pun harus sesuai dengan koridor yang diatur dalam Islam yaitu tidak mengikuti perayaan hari besar agama lain, karena hal tersebut bertentangan dengan hadis nabi yang mengatakan bahwa “barang siapa yang menyerupai suatu kaum maka ia termasuk bagian dari mereka”
Kemudian timbul sebuah pertanyaan yang sering kita dengar yaitu jika orang islam tidak boleh mengikuti perayaan agama lain lantas letak toleransi umat islam dimana? Pertanyaan ini merupakan sebuah pertanyaan yang menggambarkan ketidak pahaman seseorang tentang toleransi yang sesungguhnya. Jika ia paham dengan makna toleransi itu maka seseorang tidak akan menayakan pertanyaan tersebut, karena sangat jelas bahwa esensi dari toleransi adalah saling menghargai. Kembali kepertanyaan tersebut tentunya letak toleransi umat Islam ketika perayaan agama lain dilaksanakan adalah membiarkan umat agama lain untuk merayakan hari besarnya dan menjamin hak- hak mereka sebagai warga Negara yang dijamin oleh undang-undang. Begitu pun dengan pemahaman-pemahaman dalam islam yang beragam tentunya sesama umat Islam harus saling menghargai satu sama lain walaupun pemahaman tentang suatu amalan berbeda. Selama pemahaman tersebut tidak menjurus kearah kemusyrikan dam tidak pula bertentangan dengan rukun iman dan Islam.
Jadi, menghargai sebuah perayaan agama lain maupun kegiatan yang bersumber dari suatu pemahaman amalan dalam Islam tidak harus ikut serta dalam perayaan tesebut cukup membiarkan perayaan atau kegitan itu terselenggara oleh orang-orang yg meyakininya. Begitu pun sebaliknya orang-orang yang merayakan hari besar keagamaan atau kegiatan amalan dalam Islam harus menghormati orang orang yang tidak sepaham dengan dirinya dengan cara tidak memaksakan seseorang untuk mengikuti perayaan atau kegiatan tersebut.
Jika hal diatas dapat dilaksanakan oleh semua warga Negara indonesia niscaya tidak akan ada lagi perdebatan tentang toleransi. Namun yang terjadi saat ini adalah orang-orang yang telah berusaha menghargai pemahaman keagamaan saudaranya tidak mendapatkan penghargaan sebaliknya karena sering dipaksa untuk mengikuti kegiatan yang tidak sepaham dengannya bahkan sering dicap sebagai orang yang tidak toleran. Padahal ia sudah menghargainya dengan cara tidak melarang saudaranya untuk mengadakan atau mengikuti kegiatan tersebut….
Semoga orang orang yang telah berusaha menghargai orang lain, mendapatkan penghargaan yang sebaliknya dengan cara tidak dipaksa untuk mengikuti kegiatan atau perayaan yang dilakukan oleh orang yang ia hargai, sehingga tidak ada lagi perdebatan yang panjang tentang toleransi…………

Bandung, 04 Maret 2016

Comments

Popular posts from this blog

makalah gotong royong

makalah hukum adat kekerabatan

MAKALAH NEGARA DAN BANGSA