BUDAYA MAPPALETTE' BOLA DALAM NILAI KEISLAMAN

loading...








Mappalette Bola berasal dari bahasa bugis yan berarti memindahkan rumah, sebaimana yang telah dijelaskan di atas, bahwa ketika seseoran yan ingin pindah rumah maka rumahnya pun ikut dipindahkan dengan cara diangkat ke tempat yan baru oleh masyarakat yang telah diundang sebelumnya oleh pemilik rumah untuk menangkat rumah. Tradisi ini bisa dikatakan sebagai tradisi yang harus dijaga, karena mencerminkan jati diri masyarakat Indonesia yaitu budaya gotong royong yan terpwelihara karena adanya budaya.

Manusia merupakan mahluk sosial yan tidk bisa hidup yanpa bantuan oran lain, sebagai mahluk sosial tentunya harus peka terhadap segala keadaan yan ada di sekitar kita, dan inilah yang terambar dalam masyarakat bugis yan masih mempunyai kepekaan dalam hal gotong royong untuk membantuntu orang lain memindahkan rumahnya.
Kepedulian sosial dapat menimbulkan sikap tanggun jawab dalam diri seseorang. Denan memiliki rasa tangung jawab diharapkan menjadi bekal dalam kehidupan masyarakat , sehebat apapun pribadi seseorang dia tidak akan mampu hidup sendiri seperti halnya dalam taradisi mappalette bola ini jika tanpa bantun dari masyarakat sekitar tentunya keininan pemilik rumah yang ingin memindahkan rumahnya ke tempat yang lain tidak akan bisa terlaksana. Salin membantu antar sesama dan menembankan sikap toleran dapat menjadian kerukiunan di masyarakat. Ketika di masyarakat ada keiatan yan sifatnya harus dilakukan oleh banyak oran maka hal itu akan dapat dilaksanakan dengan mudah, tradisi seperti inilah yang harus dijaga dan tidak boleh hilang dimakan zaman.

Gotong royong merupakan istilah asli Indonesia yan berarti harus bekerja bersama-sama untuk mencapai hasil yang didambakan.bekerja bersama-sama dalam menyelesaikan pekerjaan dan secara bersama-sama menikmati hasil pekerjaan terssebut secara adil. Sifat gotong royong di daerah desa Siboang sanga menonjol dalam tradisi pemindahan rumah slah satu warga. Dengan adanya traadisi ini menjadikan kehidupan berkelompok masyarakat desa Siboang lebih berdaya dan
sejahtra karena dengan tradisi ini, karena denan gotong royong berbaai permasalahan bersama mudah dipecahkan. Imlementasi gotong royong dalam tradisi suku bugis dalam hal pemindahan rumah erkandun makna kesetaraan, keadilan, kebersamaan, kepedulian, yang sangat luar biasa.
Salah satu hal penting dalam tradisi pindah rumah di masyarakat bugis yan perlu di contoh oleh masyarakat umum adalah kolaborasi antara kaum laki-laki dan perempuan ketika pemindahan rumah dilakukan. Seperti halnya sebuah hukum yang telah hidup dalam masyarakat dan tertanam dalam jiwa setiap orang bugis bahwa ketika pemindahan rumah tersebut dilakukan, maka kaum perempuanlah yang menyiapkan makanan untuk laki-laki dan itu dilakukan secara spontan serta serentak oleh masyarakat sekitar.

Sesuatu pekerjaan ketika dikerjakan secara bersama-sama akan dapat terselesaikan dengan mudah, terbukti pada saat tradisi mappalette bola yang seharusnya jika dikerjakan dengan sendiri tentunya tidak aakan terlaksana dan rumah yang pindahkan terlebih dahulu di bongkr kemudian dipindahkan, berbeda dengan tradisi masyarakat bugis, karena proses pemindahan tersebut dilakukan secara bersama-bersama maka rumah tersebut tidak boleh dibongkar. Inilah yang menjadi keunikan tradisi tersebut.traisi ini sesuai degan pidato Soekarno untuk menjadikan gotong royong sebagai landasan semangat membangun bangsa hal itu disampaikannya kepada seluruh peserta sidang BPUPKI 1 Juni 1945 adapun bunyi pidatonya adalah” ngotong royong adalah pembantingan tulang bersama, pemerasan keringat bersama, perjuangan bantu membantu bersama semua kepentingan semua, keringat semua buat buat kebahagiaan semua”.

Mappalette’ bola dalam masyarakat bugis yang hinggga sekarang masih dilakukan termasuk dalam proses pemeiharaan jati diri bangsa Indonesia yaitu budaya gotong royong. Dalam Islam pun nilai otong royong sangat dianjurkan jika melihat sejarah bagaimana kaum anshar menyambut kaum muhajirin serta membantunya tanpa pamrih sangat luar biasa semangat gotong royong pada saat itu, begitupun dalam tradisi ini semangat dalam membantu saudaranya untuk pindah rumah direalisasikan dalam bentuk bersama sama mengangkat rumah itu ketempat y elah disiapkan.

Dalam perspektif Al-Qur’an sendiri Allah menyuru kita untuk saling membantu dalam kebaikan dan melarang tolong menolong dalam maksiat. Sebagaimana firman Allah:
“dan tolong menolonglah kamu dalam mengerjakan kebajikan dan takwa dan janganlah tolong menolong dalam berbuat doa dan pelanggaran, dan bertakwalah kamu kepada Allah sesungguhnya Allah sangat berat siksanya”. (Qs. Al-Maidah: 2).
Dari yat diatas sangat jelas bahwa membantu orang lain merupakan sebuah keharusan yang perlu dijaga, selain tidak bertentangan dengan budaya juga didukung dengan adanya ayat tersebut. Bahkan pentingnya budaya ini tetap dijaga karena untuk membangun kekuatan masyarakat bugis yang sudah pasti pemeluk Islam, sejalan dengan perintah nabi dalam haditsnya yang mengaatakan bahwa “ barangsiapa yang membebaskan satu kesusahan mukmin dari kesusahan-keusahan dunia maka Allah akan melpaskannya dari satu kesusahan kesusahan akhirat. Barang siapa yang memberikan kemudahan kepada orang yang kesulitan maka Allah akan memudahkan di dunia dan akhirat, barang siapa yang menutup aib seseorang muslim maka Allah akan menutupi aibnya di dunia dan akhirat dan Allah akan selalu menolong seseorang hamba selama hamba itu menolong saudaranya.

Dalam Islam sendiri banyak kish yang menceroitakan budaya gotong royong dilakukan oelh masyarakat era Rasulullah SAW yang bisa diambil sebagai pelajaran bahwa tradisi taradisi gotong royong mappalette bola harus betul betul di jaga dan jangan sampai hilng dimakan zaman yang semakin maju. Seperti yang telah diijelaskan di atas bahwa manusia merupakan mahluk sosial maka dibutuhkan rasa kerjasama, tenggang rasa dan saling tolernasi juga membutuhkan bahu membahu satu sama lainnya.
Manusia harus hidup bersama dan bergotong royong untuk mencapai tujuan hidupnya di dunia. Apapun agamanya, sukunyanya, kelompoknya memiliki satu tujuan yaitu kebahagiaan dunia dan akhirat. Hal inilah yang dapat kita ambil pelajaran dari tradisi masyarakat bugis. Beratnya sebuah rumah yang ingin dipindahkan ke tempat lain tidak menjadi penghalang untuk mencapai sebuah tujuan, karena tujuan itu bisa tercapai dengan cara bergotong royong menahan beban rumah yang ingin dipindahkan.

Pelajaran yang dapat diambil dari tradisi ini adalah jika kita mengharapkan kehidupa yang harmis dan damai dalam kehidupan, maka peliharalah semangat gotong royong sudah idak lai hadir di tengah-tengah kehidupan kita maka persaudaraan itu akan semakin jauh karena dengan semanga itulah kita dapat bersatu sebagai ciri khas daerah yang aman dan damai.

Comments

Popular posts from this blog

makalah gotong royong

makalah hukum adat kekerabatan

MAKALAH NEGARA DAN BANGSA