PENDELEGASIAN WEWENANG DAN OTORITAS KEKUASAAN

loading...




PENDELEGASIAN WEWENANG DAN OTORITAS KEKUASAAN
MAKALAH
Disusun untuk Menuhi Tugas Mata Kuliah Dasar-Dasar Manajemen 
Dosen I : Drs. Ayi Sofyan, M.Si.
Dosen II : Zacky Muhammad Zam Zam, S.Psi., M.M.Pd.



Disusun oleh:
Ahmadsyah : 1143060005
Gilman Rizki Muharam : 1143060025 

JURUSAN HUKUM PIDANA ISLAM
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG
2015 KATA PENGANTAR

Assalamualaikum. Wr. Wb
Puji syukur selalu penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala curahan rahmat, hidayah dan inayah-Nya sehingga penulis mampu menyelasaikan tugas yang diberikan oleh dosen kepada penulis. Shalawat dan salam tak lupa kita haturkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat-sahabat dan para pengikut beliau sampai akhir zaman. Makalah ini memuat materi tentang PENDELEGASIAN WEWENANG DAN OTORITAS/KEKUASAAN.
Dalam pembuatan makalah ini penulis memperoleh banyak bantuan dari berbagai pihak. Karena itu penulis ucapkan terimah kasih yang sebesar-besarnya kepada kedua orang tua dan teman-teman yang telah memberikan dukungan yang begitu besar sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Dari sanalah semua kesuksesan ini berawal, semoga ini bisa memberikan sedikit kebahagiaan dan menuntun pada langkah yang lebih baik lagi.
Meskipun penulis berharap isi dari makalah ini bebas dari kekurangan dan kesalahan, namun selalu ada yang kurang. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak khususnya bapak Zacky Muhammad Zam Zam, S.Psi., M.M.Pd. selaku dosen mata kuliah dasar-dasar manajemen agar dapat lebih baik lagi dalam penulisan makalah selanjutnya. Akhir kata penulis berharap agar makalah ini bermanfaat bagi semuua pembaca.  

            Bandung, 16 Februari 2014
   
  Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Maslah 1
C. Tujuan Penulisan 1

BAB II PEMBAHASAN 2
A. Pendelegasian wewenang 2
1. Pengertian delegasi 2
2. pengertian wewenang 2
B. Aspek penting dalam pendelegasian 3
C. Manfaat pendelegasian wewenang 4
D. Hambatan terhadap pendelegasian wewenang 4
E. Delegasi otoritas atau kekuaasaan 5
BAB III KESIMPULAN 10
DAFTAR PUSTAKA 11




 BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Saat ini penting bagi kita untuk mengethui lebih jauh tentang wewenang, delegasi dan otoritas kekuasaan. Hal ini disebabkan dalam suatu organisasi kita diharuskan untuk beradaptasi dan menghadapi berbagai macam watak dan tingkah laku seseorang. Untuk itu, pemahaman permasalahan di atas diperlukan untuk menjalin kerja sama dalam menjalankan suatu organisasi secara efektif dan efisien. Terkadang banyak orang yang salah mengartikan posisi atau jabatannya dalam suatu organisasi yang tentunya dapat merugikan orang lain. Hal ini dapat menimbulkan masalah antar individu ataupun antar organisasi. Tentunya hal tersebut tidak diinginkan oleh kita sehingga kita dapat mengetahui batasan-batasan yang tidak dapat dilanggar serta cara berkomunikasi dengan baik. Sehingga dalam makalah ini akan dijelaskan hal-hal yang berkaitan dengan pendelegasian wewenang dan kekuasaan yang akan di jelaskan di BAB II. 

Rumusan Masalah
Apa pengertian pendelegasian wewenang?
Apa aspek penting pendelegasian ?
Apa manfaat pendelegasian wewenang?
Apa hambatan terhadap pendelegasian wewenang
Apa pengertian otoritas/keuasaan?
Tujuan Penulisan
Untuk mengetahui pengertian pendelegasiian wewenang.
Untuk mengetahui aspek penting pendelegasian.
Untuk mengetahui manfaat pendelegasian wewenang.
Untuk mengetahui habatan terhadap pendelegasian wewenang.
Untuk mengetahui pengertian otoritas/kekuasaan.
BAB II
PEMBAHASAN
Pendelegasian Wewenang
Pengertian Delegasi
Delegasi adalah tindakan memeberikan wewenang dan tanggung jawab formal untuk menyeleaikan aktivitas spesifik kepada bawahan.
Definisi delegasi menurut para ahli:
Ralph C. Davis
Pendelegasian wewenang hanyalah tahapan dari suatu proses ketika penyerahan wewenang berfungsi melepasan kedudukan dengan melaksanakan pertanggung jawaban.
Louis A. Allen
pendelegasian adalah proses yang diikuti oleh seorang manajer dalam pembagian kerja yang ditimpakan padanya, sehingga ia dapat memperoleh orang-orang lain untuk membantu pekerjaan yang tidak dapat ia kerjakan.
Pengertian Wewenang
Wewenang adalah hak untuk melakukan sesuatu atau memerintah orang lain untuk melakukan untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu agar mencapai tujuan tertentu.
Ada dua pandangan mengenai sumber wewenang, yaitu:
Formal
Bahwa wewenang dianugerahkan karena seseorang diberi atau dilimpahkan/diwarisi hal tersebut.
Penerimaan
bahwa wewenang seseorang muncul hanya bila hal itu diterima oleh kelompok/individu kepada  siapa wewenang ersebut dijalankan.
Jadi, p endelegasian wewenang adalah pemberian wewenang kepada orang-orang yang ditunjuk oleh pemegang wewenang. Penggunaan pendelegasian wewenang secara bijakksana adalah faktor kritis bagi efektifitas organisasi. Oleh karena iitu peranan pendelegasian wewenang sangat penting di dalam organisasi. Selain itu pendelegasian wewenang adalah konsekuwensi logis dari semakin besarnya organisasi. Bila atasan menghadapi banyak pekerjaan yang tidak dapat dilaksanakan oleh satu orang, maka ia perlu melakukan delegasi. Pendelegasian juga dilakukan agar manajer dapat mengembangkan bawahan sehingga lebih memperkuat organisasi, terutama di saat terjadi perubahan susunan manajemen.
Setelah adanya tugas, wewenang dan tanggung jawab pada tiap-tiap individu maka selayaknya individu tersebut setuju untuk memberikan pertanggung jawabannya atas pemenuhan tugas dan tanggung jawabb yang dilimpahkan kepadanya. Semua hal ini yaitu tugas, wewenang, tanggungjawab dan pertanggungjawaban merupakan unsur-unsur dari pendelegasian wewenang.
 
Asepek Penting dalam Pendelegasian
Fokus pendelegasian adalah hasil kerja yang diharapkan tercapai, dalam upaya menggapai sasaran/tujuan akhir dari organisasi.
Pendelgasian dilaksanakan dengan sikap hormat yang didasarkan atas penghargaan dan kesadaran terhadap diri sendiri sebagai sesuatu yang berharga, serta memerhatikan harga diri dan kehendak bebas orang lain, di mana setiap pekerjaan dipandang sebagai subjek, dan bukan objek kerja. 
Menekankan pada tercapainya hasil-hasil yang didambakan atau diinginkan pada waktu depan yang telah ditentukan.
pendelegasian menyatakan dengan tegas tentang apa yang harus dicapai, bukan bagaimana mencapainya, dimana fokus uutama diarahkan kepada hassil produksi.
Pelaksanaannya dilandassi pedoman/petunjuk yang jelas, baik bagi tugas maupun pelaksanaan tugas. Artinya pendelegasian menyatakan pedoman-pedoman, larangan-larangan dan batas-batas dimana seseorang harus bekerja/ melakukan kewajibannya. Hal ini menolong setiap orang setiap bekerja dengan baik/patut.
Melibatkan sumber-sumber daya yang pasti. Pendelegasian menyatakan akan adanya sumber-sumber daya antara lain sumber daya manusia, keuangan, teknis atau organisasi yang dapat dipakai seseorang untuk menyelesaikan tugas  yang didelegasikan kepadanya.
Menyatakan dengan adanya tanggung jawab dan pertanggungjawaban. Pendelegasian menyatakan patokan yang akan digunakan untuk menilai hasil/prestasi akhir, yang diwujudkan dengan adanya tanggung jawabdan pertanggungjawaban kerja yang dapat dilakukan dengan membuat pelaporan pada awal tugas, dan akhir tugas untuk diketahui dan dievaluasi oleh pemimpin.
Mempertimbangkan resiko-resiko yang akan terjadi atau ditindaki. Pendelegasian dapat menyatakan akibat-akibat yang akan terjadi yang baik maupun tidak baik, sebagai hasil dari suatu pekerjaan atau tugas yang didelegasikan. Akibat-akibat ini dapat diukur melalui evaluasi/pengkajian yang dilakukan dengan meneliti deskripsi tugas dan hasil kerja atau produk yang telah dilakukan atau dihasilkan, dengan menanyakan apakah semuanya ini telah dilakukan dengan baik dan sesuai dengan rencana, ketentuan dan prosedur atau malah sebaliknya.

Manfaat Pendelegasian Wewenang
Manajer memiliki banyak kesempatan untuk mencari dan menerima peningkatan tanggung jawab dari tingkatan manajer yang tinggi.
Memberikan keptusan yang lebih baik.
Pelimpahan yang efektif mempercepat pembuatan keputusan.
Melatih bawahan memikul tanggungjawab, melakukan penilaian dan meningkatkan keyakinan diri serta kesediaan untuk berinisiatif.

Hambatan Terhadap Pendelegasian wewenang
Penyebab keengganan untuk mendelegasikan wewenang adalah:
Perasaan tidak aman, manajer enggan mengambil resiko untuk melimpahkan tugas atau mungkin takut kehilangan kekuasaan bila bawahannya terlalu baik dalam melaksanakan tugas.
Ketidak mampuan manajer, sebagian manajer bisa sangat teratur dalam membuat perencanaan ke depan. 
Ketidak percayaan kepada bawahan.
Manajer merasa bahwa bawahan lebih senang tidak mempunyai hak pembuatan keputusan yang luas.
Penyebab keengganan untuk menerima pendelegasian wewenang adalah:
perasaan tidak aman bagi bawahan untuk menghindari tanggung jawab dan resiko.
bawahan takut dikritik atau dihukum karena membuat kesalahan.
Bawahan tidak mendapa t cukup rangsangan untuk beban tanggungjawab tambahan.
Bawahan kurang percaya diri dan merasa tertekan bila dilimpahi wewenang pembuatan keputusan yang lebih besar.

Delegasi Otoritas atau Kekuasaan 
Otoritas (kekuasaan) mmenurut KBBI adalah kekuasaan  yang sah yang diberikan kepada lembaga dalam masyarakat yang memungkinkan para pejabatnya menjalankan fungsinya. Sedangkan dalam bukunya M. Taufiq Rahman disebutkan bahwa otoritas adalah kuasa yang telah sah, dilembagakan, legalitasnya, jelas dalam suatu masyarakat atau sistem sosial. Disebutkan pula adanya istilah kuasa yang memang secara esensial yang memiliki kesamaan makna dengan otoritas, yakni kuasa adalah kesanggupan seseorang atau kelompok untuk mencapai sesuatu mengontrol atau mempengaruhi perilaku orang lain. 
Otoritas/Kekuasaan menurut para sosiolog:
Weber, otoritas/kekuasaaan merupakan peluang seseorang atau kelompok untuk mencapai cita-cita atau suatu tindakan bersama walaupun tindakan tersebut ditemntangb oleh pihak lain. 
Karl Marx menganggap bahwa otoritas/kekuasaan sebagai suatu alat kelas pemerintah untuk melanggengkan kekuasaan dan eksploitasinya terhadap kelas lain. 
Talcott Persons menganggap otoritas/kekuasaan sebagai sistem sosial yang digunakan untuk mencapai pemeliharaan dan integrasi sistem sosial.
Menurut Weber otoritas atau kekuasaan terbagi beberaa macam yaitu:
Otoritas Tradisional
Otoritas Tradisional yaitu bentuk otoritas yang begitu berbeda dengan otoritas legal-rasional. Otoritas tradisional ini merupakan otoritas yang terjadi karena adanya penurunan otoritas atau pewarisan posisi.  Weber menyatakan otoritas tradisional didasarkan pada suatu klaim yang diajukan para pemimpin dan suatu kepercayaan dki pihak para pengikut bahwa ada kebijakan di dalam kesucian aturan-aturan dan kekuasaan kuno.”  
Otoritas kharismatik.
Otoritas kharismatik merupakan sebuah otoritas yang tidak bisa terbeli, dalam artian bahwa kekuasaan yang hanya dimiliki oleh orang-orang tertentu saja tanpa melihat status ekonomi. Otoritas karismatik ini berkecenderungan terdapat pada orang pilihan dalam suatu masyarakat. Misalnya karena kemampuan personal, sifat yang dimiliki, kepribadian yang dimiliki, atau pun manusia pilihan manusia di dunia. Misalnya seperti para nabi dan tokoh masyarakat (kharismatik).
Otoritas legal-rasional
Otoritas legal-rasional merupakan kekuasaan yang jelas legalitasnya. Weber memberikan pandangannya bahwa otoritas legal-rasional yang paling murni adalah birokrasi. Terdapat wadah atau sarana dalam pemerintahan dalam sebuah masyarakat dan yang sah dan memiliki legalitas. Birokrasi ini sebagai wadah dalam suatu struktur masyarakat yang cakupannya luas. Seperti dalam suatu masyarakat terdapat kepala desa, atau pun ketua RT dan lain sebagainya. Selain itu cakupan makronya seperti presiden, mentri-mentri  dan para wakil rakyat yang keseluruhannya mempunyai legal-rasional.
Macam-macam otoritas dimaknai sebagai sesuatu yang sederhana, dengan suatu percakapan agar mudah dipahami.
Otoritas Tradisional, patuhi saya kerena inilah yang selalu dilakukan masyarakat.
Otoritas karismatik, patuhi saya karena saya dapat mentransformasi kehidupan anda.
Otoritas legal-rasional, patuhi saya karena saya adalah atasan anda secara umum. 
Berdasarkan teori organisasi dinyatakan ada bentuk kekuasaan yang ada di dalam suatu bentuk striktur organisasi antara lain sebagai berikut:
Kekuasaan paksaan (coersive power)
Kekuasaan yang dengan paksaan pada dasarnya merupakan usaha atasan terhadap bawahannya untuk melaksanakan usaha menyelesaikan pekerjaan. mereka akan dihukum dan dibuat frustasi apabila tidak menyelesaikan pekerjaannya. Sebagai contoh, di ilustrasikan bahwa karyawan suatu perusahaan akan merasa takut dan bersalah apabila terlambat masuk kerja, jika ketentuan aturan tentang disiplin kerja menyatakan demikian, maka setiap karyawan datang terlambat tidak akan dibayar uang makan dan pengganti biaya transport, selanjutnya karyawan tersebut akan berusaha hadir ditempat kerja tepat waktu dan tidak terlambat, akibat paksaan oleh aturan dan disiplin terebut. 
Kekuasan Imbalan (reward power)
Kekuasaan yang terbentuk karena pemberian imbalan merupakan dasar bagi pengikut yang mempengaruhi kapasitas kerja mereka sesuai dengan besarnya imbalan yang diterima. Imbalan dapat membuat kepuasaan bawahan untuk beberapa pemenuhan kebutuhannya. Sebagai contoh, seseorang pekerja digaji sebesar lima ratus ribu rupiah untuk memproduksi 1000 unit barang, ternyata dapat dilakukan dengan baik. Kemudian pekerja tersebut dijanjikan tambahan insentif sebesar dua ratus lima puluh ribu rupiah lagi, tetapi harus dapat menambah produksi sebesar 750 unit lagi barang dan ternyata masih dapat terselesaikan dengan baik. Pada akhirnya pekerja dijanjikan tambahan sebesar dua ratus lima puluh ribu rupiah lagi untuk tambahan produksi barang sebesar 750 unit barang, terakhir ini masih dapat dipenuhinya. tetapi sudah dengan daya yang meksimal. Apabila ditotal dengan imbalan sebesar satu juta rupiah dapat memproduksi 2500 unit barang, sedang apabila hanya dibayar lima ratus ribu rupiah dia hanya dapat memproduksi 1000 unit barang saja, tetapi belum dalam kondisi kapasitas yang maksimal. Hal ini membuktikan kekuasaan dengan imbalan dapat mempengaruhi orang untuk mengikuti perintah atasannya.
Kekuasaan referensi
pengaturannya yang didasari atas rekomendasi dari kepercayaan yang tersembunyi di dalam diri seseorang pemimpin besar disebut sebagai kharisma. 
Kekuasaan keahlian (ekspert power)
Gambaran dari para manajer yang berskala internasional adalah dapat membuat strategi yang istimewa untuk mengatasi pengaruh-pengaruh yang sangat dominan terhadap setiap permasalahan, dengan pendekatan pada pengaruh, diikuti dengan respons yang menyebabkan yang sangat diyakini seorang pemimpin akan dapat diketahui apa yang akan dikatakan seberapa besar penyebab  yang mempengaruhi dibanding kemampuan yang dimiliki untuk mengetahui pengaruh itu. Kepercayaan dari pengikut dapat terjadi sebagai akibat dari pengaruh strategi kepemimpinan untuk menciptakan popularitas, yang kemudian menjelma menjadi kepercayaan yang sangat kuat bagi pengikutnya, serta kemampuannya untuk meyakinkan atasannya dengan keahlian kepemimpinannya.
Kekuasaan perwakilan
kekuasaan perwakilan merupakan kekuasaan yang diperoleh karena pemegang kekuasaan tersebut dipercaya kelompok sebagai delegasi untuk menyelesaikan tuntutan dan harapan pengikutnya. Pendelegasian kekuasaan kepada pimpinan yang dimungkinkan sepanjang bawahan mengetahui batas kemampuan pimpinan pimpinan yang dilegitimasi tersebut. Sebaliknya, apabila bawahan sudah mengetahui kemampuan dari pimpinan tidak layak untuk menerima  deleegasi kekuasaan, maka kelompok atau pengikut anak menarik kepercayaan dan tidak lagi mengakui kekuasaan pemimpin itu.


























BAB III
KESIMPULAN

Delegasi merupakan salah satu alat kepemimpinan kita memerlukan kecakapan untuk dapat mempergunakannya mengetahui kegunaan dan cara kerjannya sehingga kita dapat mengambil keputusan dalam memberi delegasi seseorang yang tepat pada orang yang sesuai dengan bidang atau skilnya. Sementara kekuasaan dipandang sebagai kerangka interaksi sebagai manusia diantaranya, identifikasi situasi posting, mengusulkan tugas yang dipilih orang, mengidintifikasi apa tujuan yang ingin anda capai, monitoring atau memberitahu karyawan untuk ketika pekerjaan akan diperiksa dan apa kriteria, menilai atau memberikan umpan balik, baik positif ketika pekerjaan itu dilakukan dengan sukses.


















DAFTAR PUSTAKA 

Manulung, M. 1996. Dasar-dasar Manajemen. Jakarta: Ghalia Indonesia.
http://icl.googleusercontent.com/?litle_url=http://amaluddin165.blogspot.com/2013/12/otoritas-kekuasaan.html?m%3D1&ei=whIRvhlp&Ic=id-ID&s=1
https://ruslijacub.wordpress.com/2010/06/04/pengertian-delegasi-dan-kekuasaan-by-rusli-jacub/















Comments

Popular posts from this blog

makalah gotong royong

makalah hukum adat kekerabatan

MAKALAH NEGARA DAN BANGSA